Selasa, 02 April 2013


tukang jait keliling dan pengelolaan air di DAS Ciliwung

membosankan sekali semua orang ditanyain soal pengelolaan air di Indonesia. Apa mau dikata, kalau udah punya ide di kepala, kemanapun pergi hanya itu saja yg terbayang. Ya lah. Tapi cari cara kreatif dong untuk ngajak orang. Kalau berkisar di begituan terus, garing lah. Kalau mau bilang sesuatu tuh komprehensif, yah cara menyuguhkannya juga musti lengkaplah sajennya.

Apakah tukang jait keliling termasuk Kelompok Pengguna Air (KPA) di DAS Ciliwung? Ya! Memang bukan pengguna langsung seperti petani atau tukang kolam ikan. Mereka ini kan menggantungkan hidupnya atas air. Kalau kualitas air jelek, atau jumlahnya berkurang, pusinglah kepala tuh kelompok petani. Tapi tukang jait keliling tidak ikut pusing kalau air Sungai Ciliwung keruh. Tukang jait keliling akan pusing kalau baju murah selundupan dari Cina masuk membludak ke Indonesia. Dan tidak ada orang yg mau jahitin baju.

Apakah tukang jait keliling tidak bertanggung-jawab atas Sungai Ciliwung? Ya! Semua orang yg tinggal di DAS Ciliwung bertanggung-jawab atas kelestarian dan pengelolaan Air Ciliwung. Walaupun rumah kontrakannya nih bapak tidak di pinggir sungai, tapi dia menggunakan air tanah yg terdapat di Cekungan Air Tanah Ciliwung. Air kotor yg dipakai sehari-hari nih bapak juga mengalir ke Sungai Ciliwung, sebelum akhirnya masuk ke laut.

Bagaimana bentuk keterlibatan tukang jait keliling dalam pengelolaan Air Ciliwung? Nah ini baru pertanyaan. Saya juga sedang memikirkan bagaimana bentuk yg ideal, sebagai individu maupun secara kolektif.

Model KPC (Komunitas Peduli Ciliwung) (http://tjiliwoeng.blogspot.com/ ) adalah mengajak warga agar secara bersam-sama mempunyai kesadaran terhadap Ciliwung. Bentuk kegiatannya sederhana banget. Mulung sampah plastik setiap Sabtu pagi di Sungai Ciliwung, mulung bibit Beringin dan Nyamplung dan menuliskan setiap pengalaman dan pembelajaran di blogspot Tjiliwoeng Dreams.

Tukang jait keliling akan diminta juga untuk menulis blog? Hahahaaaa .... ampun deh

Tidak ada komentar: